HALAMAN

Friday, August 21, 2015

PROVINSI LAMPUNG

SEKILAS TENTANG PROVINSI LAMPUNG

www.pantaiklara.blogspot.com
PetaProvinsi Lampung

LETAK GEOGRAFIS PROVINSI LAMPUNG

Secara geografis Lampung terletak diantara 3 45� sampai dengan 6 45� Lintang Selatan dan 103 40� sampai dengan 105 40� Bujur Timur. Disebelah Utara, Lampung berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, disebelah Selatan dengan Selat Sunda, disebelah Timur dengan Laut Jawa dan disebelah Barat dengan Samudera Indonesia.
Dari 10 Provinsi yang terdapat di Sumatera, Lampung menempati posisi di ujung Selatan Sumatera berbatasan dengan Pulau Jawa dengan luas wilayah 35.288,35 Km2. Luas wilayah tersebut, termasuk 54 pulau-pulau kecil yang berada pada dua buah teluk besar yaitu Teluk Lampung dan Teluk Semaka.
Penduduk berjumlah ± 9,5 juta jiwa, 80 % berasal dari luar Lampung. Pertumbuhan penduduk 2,67 % / tahun. Provinsi Lampung mengalami pemekaran wilayah dengan terbentuknya 5 Kabupaten baru yaitu : Pesawaran (2 November 2007), Pringsewu, Mesuji dan Tulang Bawang Barat (29 Oktober 2008). Pesisr Barat (25 Oktober 2012)(Berikut nama-nama Kabupaten/ Kota di Provinsi Lampung :

  1. Kota Bandar Lampung yang juga sebagai ibukota Provinsi Lampung. 
  2. Kota Metro.
  3. Kabupaten Lampung Utara dengan Ibukota Kotabumi.
  4. Kabupaten Lampung Selatan dengan ibukota Kalianda.
  5. Kabupaten Lampung Timur dengan Ibukota Sukadana.
  6. Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa.
  7. Kabupaten Lampung Tengah dengan ibukota Gunung Sugih.
  8. Kabupaten Tanggamus dengan ibukota Kota Agung.
  9. Kabupaten Tulang Bawang dengan Ibukota Menggala.
  10. Kabupaten Way Kanan dengan Ibukota Blambangan Umpu.
  11. Kabupaten Pesawaran dengan ibukota Gedong Tataan.
  12. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu.
  13. Kabupaten Mesuji dengan ibukota Mesuji (Kampung Wiralaga).
  14. Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan ibukota Tulang Bawang Tengah (Panaragan Jaya).
  15. Kabupaten Pesisir Barat dengan ibukota Krui
Dengan kekayaan alam yang variatif seperti pantai dengan pulau-pulaunya, hutan yang memiliki aneka flora dan fauna, pegunungan, danau dan sungai yang masih alami serta dilengkapi dengan seni budaya tradisional yang unik, memberikan daya tarik khusus bagi wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Lampung. 

TOPOGRAFI / GEOLOGI

Daerah Lampung secara Geografis, terbagi dalam beberapa bentuk daratan yaitu, kelompok topografis berbukit-bukit sampai bergunung-gunung. Daerah ini meliputi punggung-punggung Bukit Barisan, di bagian pantai Barat Lampung. Vegetasi daerah ini disebabkan kondisi tersebut, umumnya diselimuti oleh hutan primer dan sekunder yang menghijau sepanjang tahun.
Kelompok ini adalah daerah perbukitan rendah dan dataran sempit dengan ketinggian 300 � 500 meter dari permukaan laut, terbentang di bagian Barat Kabupaten Lampung Selatan. Daerah ini merupakan penghasil kopi dan cengkeh serta palawija. Kelompok dataran luas daerah elevasi 25 � 75 meter dari permukaan laut dibagian timur Lampung membatasi kelompok lain di Pantai Timur yang meliputi daratan rawa-rawa (flat marshes) pasang surut dengan elevasi 0,5 � 1 meter dari permukaan laut.
Beberapa daerah aliran sungai (DAS) antara lain ; Way Tulang Bawang, Way Seputih, Way Semangka, Way Sekampung, Way Jepara, Way Rarem , Way Belu dan lain-lain. Fungsi dari sungai ini disamping untuk irigasi, sebagian berfungsi sebagai alat perhubungan yang sangat penting terutama Way Mesuji dan Way Tulang Bawang (way = sungai).
Hutan dengan aneka ragam kehidupan fauna menyusur sepanjang pegunungan Bukit Barisan. Dibagian Selatan terdapat 3 buah Tanjung yakni Tanjung Tua, Tanjung Rata dan Tanjung Cina membentuk teluk yang besar; Teluk Semangka dan Teluk Lampung. Pada Teluk Lampung terdapat Pulau-pulau kecil seperti ; Pulau Puhawang, Kelagian, Tegal Sebuku, Sebesi dan Krakatau dengan misterinya yang selalu menarik perhatian dunia akibat letusannya yang dahsyat pada tahun 1883 dan rangkaian pembentukan gugusan baru di kawasan tersebut.


IKLIM

Lampung terletak 5 derajat Lintang Selatan di bawah katulistiwa yang beriklim tropis humid dengan angin laut lembab yang bertiup dari Samudra Indonesia mempunyai dua musim setiap tahunnya dan dengan kelembaban udara rata-rata berkisar 80 � 88 %.
� Pada bulan November sampai Maret angin bertiup dari arah Barat dan Barat Laut.
� Sedang pada bulan Juli sampai Agustus angin bertiup dari arah Timur dan Tenggara.
Suhu Udara daerah Lampung pada daerah dataran dengan dengan ketinggian 30 � 60 meter rata-rata berkisar antara 26 � 28 derajat Celcius untuk suhu maksimum dan yang jarang dialami adalah suhu 33 derajat Celcius dan juga minimum 22 derajat Celcius .
Beberapa lokasi/ daerah mempunyai iklim sejuk adalah : Kota Liwa, daerah perkebunan kopi & sayuran Sekincau Lampung Barat, dengan suhu sekitar 15 â€� 22 derajat Celcius serta daerah Talang Padang & Gisting terletak di kaki Gunung Tanggamus Kabupaten Tanggamus. 


MASYARAKAT ADAT 


Masyarakat adat Lampung berdasarkan lokasi kediamannya dapat dibedakan menjadi 2 yakni : Masyarakat Lampung Peminggir (Sebatin) dan Pedalaman (Pepadun).
Dalam adat Masyarakat Lampung terdapat pemimpin adat yaitu :
1. Penyimbang Adat, adalah Penyimbang keturunan para pendiri marga, tiyuh dan suku.
Perwatin adat atau mufakat (carom) pada masyarakat merupakan majelis tertinggi adat yang memutuskan segala macam masalah adat, yang diketuai oleh penyimbang.
2. Penyimbang Pangkat, yakni Penyimbang yang membentuk kepenyimbangan tersendiri dengan syarat tertentu.
 

Pada tahun 1928 Pemerintah Hindia Belanda mengatur kembali Struktur Persekutuan Hukum Adat yang berbentuk Marga, melalui Marga Regering Voor de Lampungche Districten, sehingga di Lampung terdapat 83 marga. Sebanyak 78 Marga dari 83 Marga yang disebutkan diatas merupakan Marga mayoritas berpenduduk Lampung asli.


BAHASA DAERAH/ BAHASA LAMPUNG 

Dr. Van Royen mambagi bahasa daerah Lampung dalam 2 dialek yaitu dialek Nyo dan dialek Api . Kita dapat membedakan antara yang ucapkannya memakai a, o atau ou. Dialek a digolongkan dalam dialek Belalau, dialek o dan ou digolongkan dalam dialek Abung. Sedangkan Van der Tuuk membagi bahasa Lampung dalam dialek Abung dan dialek Pubian.
Encylopaidie Van Nederlands Indie menyebutkan bahwa bahasa Lampung adalah bahasa yang dipakai oleh penduduk di Karesidenan Lampung termasuk daerah Komering (dalam Karesidenan Palembang) dan daerah Krui.
Masyarakat Lampung yang mempunyai tradisi asli warisan dari zaman Malayo Polynesia, juga mempunyai tulisan tersendiri yang disebut huruf/ aksara Lampung (Kaghanga) mirip huruf Palawa Hindu.



TRADISI 

Adat istiadat dan kehidupan tradisional menjadi ciri khas suku-suku bangsa Indonesia, yang sebagian besar menjadi penduduk daerah ini.
Namun demikian beberapa tradisi asli Upacara Cakak Pepadun (upacara pelantikan untuk memegang suatu jabatan/ kedudukan dalam adat ).
Pemberian gelar (adok/ adek) dalam upacara perkawinan adat biasanya diikuti oleh seluruh masyarakat adat yang bersangkutan dan berlangsung cukup hikmad dan lama.
Minggu pertama diadakan acara rapat adat kampung, pada minggu kedua mempersiapkan segala keperluan dan sampai kepada upacara pernikahan. Upacara tersebut diatas sering juga disertai dengan acara-acara kesenian, pesta khusus muda-mudi seperti muakhi/ jaga damar dan sebagainya.



SENI KERAJINAN 

Suatu makna tertentu sering kali dijumpai pada corak busana suku-suku bangsa di Indonesia.
Corak dan motif pakaian di Sumatera bagian Selatan (termasuk Lampung) biasanya terbuat dari bahan katun yang tidak diwarnakan atau kadang-kadang berwarna terang dijalin dengan rajutan timbul warna-warna merah, biru dan krim membentuk gambar-gambar kapal, rumah tradisional, kuda, manusia bahkan kadang-kadang gajah. Akan tetapi motif yang lama adalah bentuk-bentuk kapal dengan motif Kapal/ Pelepai. Bentuk motif kain ini yang disebut Kain Kapal. Batik Lampung (Kain Sebage) mulai dikembangkan sejak 8 � 9 tahun terakhir.
Kain Tapis biasanya dibuat oleh kaum wanita dipergunakan pada upacara-upacara adat, menyambut Tamu Agung, pesta perkawinan secara adat dan acara adat lainnya.



ARSITEKTUR TRADISIONAL

 Bentuk-bentuk rumah Lampung adalah rumah panggung bertiang (kayu). Bentuk rumah tersebut dapat ditemui di perkampungan asli Lampung, seperti di Kecamatan Jabung, Kenali, Mulangmaya, Labuhan Maringgai dan sebagainya. Sedangkan di kota-kota yang lebih besar, bentuk-bentuk bangunan seperti ini sudah jarang ditemui.
Dari bermacam-macam bentuk bangunan tradisional tersebut, dilihat dari fungsinya dapat digolongkan sebagai berikut :
- Rumah tinggal bagi keluarga kecil yang disebut Nuwo Menyanak
- Rumah besar atau rumah bersama bagi keluarga besar dinamakan Lamban Balak/ Nuwo Balak.
- Sessat adalah suatu bangunan tradisional dimana pertemuan-pertemuan atau rapat diselenggarakan (balai adat).
- Rumah adat/ Penyimbang, dihormati oleh seluruh anggota masyarakat adatnya dan secara fisik mempunyai kekhususan terutama pada ragam hias/ ornamen.
(sumber:
http://www.tourism-mpu.com/lampung/id/map)

No comments:

Post a Comment